Jumat, 11 September 2015

sejarah visi misi prospek kerja



Sejarah Kesehatan Masyarakat

  • Abad Ke-16 – Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
  • Tahun 1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.
  • Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
  • Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
  • Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia
  • Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
  • Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
  • Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
  • Tahun 1952 – Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
  • Tahun 1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
  • Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
  • Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
  • Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
  • Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
  • Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
  • Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok

Visi
Unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kepemimpinan dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya kesehatan masyarakat perdesaan berbasis kearifan lokal yang berkelanjutan tahun 2020.
Misi
1.      Menyelenggarakan pendididkan guna menghasilkan lulusan kesehatan masyarakat yang bermoral, memiliki kompetensi akademik yang memadai profesionalisme, keunggulan kompetitif, kemampuan kepemimpinan dan entrepreneurship, memecahkan masalah dan berinovasi khususnya pengembanga kesehatan masyarakat perdesaan berbasis lokal
2.      Menyelenggarakan alih teknologi berbasis penelitian yang relevan dengan pengembangan sumberdaya kesehatan masyarakat perdesaan dan kearifan lokal dalam rangka menunjang pembangunan kesehatan daerah dan nasional
3.      Menjalin kerjasama dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni bidang kesehatan masyarakat pada tingkat lokal, nasional, internasional
4.      Mengembangkan kesejahteraan civitas akademika jurusan kesehatan masyarakat berbasis akuntabilitas dan meritokrasi
Profesi
Kesehatan Lingkungan
1.      Manajer lingkungan RS
2.      Konsultan Limbah
3.      Konsultan Amdal-Analisi mengenai dampak lingkungan
4.      QHSE Manager dan Manager K3L diberbagai perusahaan: Cevron, Free Port, LNG tangguh, Newmont, pertamina, PLN, Jasa Kontruksi, Tekstil, Telkom etc, Quality control supervisior pada perusahaan makanan dan minuman: sosro, cola-cola, aqua, catering, sanitarian, pada hotel dan restaurant, manager HACCP restaurant laboratorium kesmas, puskesmas, Dinas kesehatan, Bapedal, Labkesda, Wiraswasta: Bisnis Catering, Pest control, Konsultan amdal dan lembaga pengelolaan lingkungan lainnya.
AKK
1.      Manager Rumah sakit
2.      Manager Rekan Medik
3.      Kepala puskesmas
4.      Manager Pemasaran RS
5.      Manager Asuransi Kesehatan
6.      Bank Asuransi
7.      Finance
8.      Manager Perusahaan Farmasi
9.      Pemasaran laboratorium dan alat kesehatan
10.  Dinas kesehatan
11.  Lembaga maupun organisasi sosial/non-profit dibidang kesehatn masyrakat
ILMU GIZI
1.      Manager Quality Control pada perusahaan food and baverages,
2.      Rumah makan dan restauran
3.      Hotel
4.      Supplier makanan, konsultan gizi
5.      Catering dan semua perusahaan yang terkait dengan perusahaan tersebut diatas.
Epidemiologi
1.      Team survei dan alnalisa Dinas Kesehatan
2.      Team ataupun tenaga ahli statistik ( ruamah sakit, puskesmas, lembaga riset/ penelitian kesehatan masyarakat), tenaga ahli ataupun management serta tem teknis( lembaga survei Indonesia,
3.      BPS, Bapenas, Bapeda, BKKN dan lembaga sosialnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar